Tanaman Patah Tulang (Euphorbia tirucalli) Tumbuhan Unik Beragam Kegunaan
Tanaman patah tulang adalah salah satu dari 8000 tumbuhan yang berasal dari suku Euphorbiaceae. Patah tulang merupakan tanaman yang hidup di daerah tropis seperti Afrika, menyukai tempat terbuka dan banyak sinar matahari langsung. Indonesia merupakan negara tropis, sehingga tanaman patah tulang dapat tumbuh dengan subur di Indonesia.
Tanaman patah tulang di Indonesia biasanya ditanam di halaman rumah, di pot, atau sebagai tanaman pagar. Patah tulang yang memiliki nama lain atau nama daerah kayu urip dalam bahasa Jawa, kayu tabar dalam bahasa Madura, dan susuru pada bahasa Sunda dan di luar negeri seperti Tiongkok disebut sebagai Lu San Hu.
Klasifikasi ilmiah tanaman patah tulang.
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Malpighiales
Suku : Euphorbiaceae
Marga : Euphorbia
Jenis : Euphorbia tirucalli.
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Malpighiales
Suku : Euphorbiaceae
Marga : Euphorbia
Jenis : Euphorbia tirucalli.
Karakteristik morfologi tanaman patah tulang.
Tanaman patah tulang berbentuk perdu yang tumbuh tegak, mempunyai tinggi 2-6 meter dengan pangkal berkayu, bercabang banyak, dan bergetah seperti susu tetapi bersifat toksik terhadap kulit, mata, dan beberapa hama/serangga. Patah tulang mempunyai ranting yang bulat silindris berbentuk pensil, beralur halus 10 membujur, dan berwarna hijau. Ranting patah tulang setelah tumbuh sekitar satu jengkal akan segera bercabang dua yang letaknya melintang demikian seterusnya, sehingga tampak seperti percabangan yang terpatah-patah.
Daunnya jarang, terdapat pada ujung ranting yang masih muda, kecil-kecil, bentuknya lanset, panjang 7–25 mm, dan cepat rontok. Patah tulang memiliki bunga dan buah, tetapi di Indonesia patah tulang jarang berbunga dan berbuah, karena penyinaran dan faktor tanah yang berbeda. Perbanyakan patah tulang dilakukan dengan stek batang.
Habitat tempat tumbuh dan pesebaran tanaman patah tulang.
Penyebaran asli tanaman patah tulang disebutkan berasal dari daerah tropis Afrika, aslinya tersebar dari Angola hingga Zanzibar. Namun secara luas ditanam dan dinaturalisasi di seluruh daerah tropis dan subtropis. Di Indonesia tanaman patah tulang banyak ditanam sebagai tanaman pagar, tanaman hias, tanaman obat, dan tumbuh liar.
Tanaman patah tulang dapat ditemukan dari dataran rendah sampai pada ketinggian 600 mdpl. Tumbuhan ini suka tempat terbuka yang terkena cahaya matahari langsung. Namun, habitat aslinya terdapat di semak-semak kering, dan dinaturalisasi di semak-semak, hutan terbuka, dan padang rumput hingga pada ketinggian 2 m.
Kandungan senyawa yang terdapat pada tanaman patah tulang dan kegunaanya.
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah akar, batang kayu, ranting, dan getahnya. Akar dan ranting dapat digunakan untuk mengobati nyeri lambung, tukak rongga hidung, rematik, tulang terasa sakit, nyeri syaraf, wasir, dan sifilis. Batang kayu digunakan untuk mengobati sakit kulit, kusta, dan kaki dan tangan mati rasa.
Akar dari tanaman ini juga dapat digunakan sebagai antimikrobia, nephro-protective, antiarthritic, purgative, carminative dan antileprosy. Tanaman patah tulang memiliki aktivitas farmakologi, antara lain aktivitas oxytoxic, aktivitas antiarthritic, aktivitas molluscicide, aktivitas antimikrobia, aktivitas antiherpetik, aktivitas antioksidan, aktivitas hepatoprotektif, aktivitas imunomodulator, aktivitas sitotoksik, dan antivirus. Tanaman patah tulang juga memiliki kegunaan lain, yaitu sebagai obat tradisional, ornament ruangan, penghasil energi, sumber karet, konservasi dan agroforestry, serta pestisida.
Tanaman patah tulang tidak memiliki hama atau penyakit dikarenakan tanaman ini memiliki getah yang bersifat karsinogenik. Banyak orang yang menggunakan tanaman patah tulang sebagai pestisida botani yang aman, tapi juga mematikan bagi hama. Tanaman ini juga memiliki kemampuan hepatoprotektif (pelindung hati). Tanaman patah tulang memiliki kemampuan antibakteri dan antifungi. Senyawa kimia yang berperan penting dalam aktivitas anti mikrobia tanaman patah tulang adalah flavonoida dan tanin.
Ekstrak ranting patah tulang mengandung senyawa flavonoida yang dapat mengganggu aktivitas transpeptidase peptidoglikan sehingga pembentukan dinding sel terganggu dan menyebabkan lisis sel. Senyawa lain yang terkandung pada ekstrak adalah senyawa tanin yang merupakan senyawa fenolik, yang mekanismenya dapat mengganggu sintesis peptidoglikan sehingga pembentukan dinding tidak sempurna pada bakteri.
Demikian ulasan singkat tentang mengenal tanaman dengan nama "patah tulang" (Euphorbia tirucalli) dan kegunaannya. Dimuat dari :
- http://e-journal.uajy.ac.id/6516/3/BL201145.pdf
- https://id.wikipedia.org/wiki/Patah_tulang_(tumbuhan)