Inilah Sekilas Metode Budidaya Tanaman Kacang Kedelai

Komoditas kedelai sudah umum dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk pembuatan tahu, tempe, kecap dan susu kedelai serta pakan ternak. Namun dewasa ini kedelai tidak hanya digunakan sebagai lumber protein, tetapi juga sebagai pangan fungsional yang dapat mencegah timbulnya penyakit-penyakit degeneratif, seperti jantung koroner dan hipertensi. Zat isoflavon yang ada pada kedelai ternyata berfungsi sebagai antioksi dan. Dengan beragamnya penggunaan kedelai menjadi pemicu peningkatan kebutuhan komoditas ini. 


Pengembangan kedelai dapat dilakukan di lahan sawah maupun dilahan kering, bergantung kepada iklim dan kebutuhan petani setempat. Tanaman Kedelai dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah asal drainase (tata air) dan aerasi (tata udara) tanah cukup baik, curah hujan 100-400 mm/bulan, suhu udara 23-30°C, kelembaban 60-70%, pH tanah 5,8-7 dan ketinggian kurang dari 600 m dpl. 

Berdasarkan warna bijinya dikenal kedelai kuning dan kedelai hitam. Pemeliharaan kedelai hitam umumnya lebihm udah dari pada kedelai kuning. Kedelai kuning membutuhkan tanah yang lebih subur, serta memerlukan pengairan dan pemeliharaan lebih balk dari pada kedelai hitam. Kedelai hitam umumnya hanya digunakan untuk bahan baku kecap, sedangkan kedelai kuning untuk bahan baku tempe, susu kedelai, tahu serta makanan lainnya (tauco danlain-lain). Sampai saat ini, produktivitas kedelai nasional ditingkat petani rata-rata1,3 t/ha dengan kisaran 0,6–2 t/ha. Sedangkan ditingkat penelitian telah mencapai 1,7–3,2 t/ha, bervariasi menurut kesuburan lahan dan penerapan teknologinya.

Persiapan lahan
Pada lahan kering, tanah dibajak 2 kali sedalam 30 cm, sedangkan pada lahan sawah dengan tanaman monokultur, tanah ditersihkan dari jerami, kemudian tanah diolah satu kalli. Kemudian dibuat saluran drainase setiap 4 m,sedalam 20-25 cm, lebar 20 cm. Pembuatan saluran drainase dimaksudkan untuk mencegah terjadinya penggenangan air, karena tanaman kedelai tidak tahan terhadap genangan. Jika keadaan lahan masam, perlu diberi kapur bersamaan dengan pengolahan lahan yang kedua atau paling lambat seminggu sebelum tanam. Pengapuran menggunakan dolomit dilakukan dengan cara menyebar rata dengan dosis 1,5 ton/ha. Jika ditambah pupuk kandang 2,5 ton/ha, maka dosis kapur dapat dikurangi menjadi 750 kg/ha. 

Penanaman
Pilihlah waktu yang tepat, sehingga tidak mengalarni kebanjiran atau sebaliknya kekeringan. Penanaman dilakukan dengan tugal, dengan jarak tanam 40cm x 15 cm atau 40 cmx 20 cm, due biji per lubang. Populasi tanaman kisarannya 350,000–500.000/ha Semakin subur lahan, sebaiknya jarak tanam semakin lebar. 
 

Pemupukan
Untuk lahan kering masam, dosis pupuk yang diberikan 75 kg Urea +100 kg SP36 + 100 kg KCl/ha + 500 kgCaCO3/ha (setara 1500 kg dolomit). Pupuk urea, SP 36 dan KCI diberikan paling lambat saat tanaman berumur 14 hari.Pupuk diberikan dengan cara ditugal atau dilarik 5-7 cm dari tanaman, kemudian ditutup tanah. Sedangkan kapur (dolomit) ditebar sebelum tanam saat pengolahan lahan kedua. Untuk lahan sawah, dosis pupuk 50 kg Urea + 50 kg SP36 + 100 kg KCl/ha. 

Penyiangan
Penyiangan dilakukan pra maupun pasca tum bu hdengan cara pemantauan baik secara mekanik–konvensional atau manual maupun secara kimia dengan meng gunakan herbisida. Penyiangan dilakukan pada umur 15 dan30 hari. Bila rumput masih banyak, maka penyiangan dilakukan lagi pada umur 55 hari. 

Pengendalian Hama Kedelai
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman kedelai berlandaskan strategi penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT). PHT adalah suatu cara Pendekatan atau cara pengendalian hama dan penyakit yang didasarkan pada pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan ekosistem yang berwawasan lingkungan yang berkelanjutan. Strategi PHT adalah mensinergikan secara kompatibel beberapa teknik atau metode pengendalian hama dan penyakit didasarkan pada asas ekologi dan ekonomi. 

Tanaman kedelai pada musim tanam kedua, umumnya banyak di serang hama, apalagi kalau lokasi tersebut sebelumnya juga ditanami kedelai atau kacang-kacangan lain. Hama yang sering menyerang adalah lalat bibit (Ophiomyia phaseoli), ulat pemakan dawn seperti ulat grayak (Spodoptera, litura), ulat jengkal (Chrysodeixis chalcites), dan ulat Heliothis, Sp serta penggulung daun (Lamprosema indicata), pengisap polong (Riptortus linearis, Nezara viridula dan Piezodorus rubrofasciatus), penggerek polong (Etiella zinckenella), penggerek batang (Melanagromy za sojae), kutu kebul (Bemisia sp), dan kutu daun (Aphisglycines) 

Pengendalian hama-hama tersebut dilakukan secara terpadu (PHT) dengankomponen pengendalian sebagai berikut:
  • Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan kedelai atau bukan kacang-kacangan. Pergiliran kedelai dengan padi, jagung, atau ubi jalar, merupakan salah satu cara dalam pengendalian hama kedelai.
  • Tanam seawal mungkin dan serempak dengan beda waktu tanam kurang dari 10 hari dalam satu hamparan/wilayah.
  • Penggunaan varietas berumur genjah agar tanaman tidak terlalu lamamenjadi sasaran hama.
  • Penanaman secara tumpangsari atau strip cropping dengan tanaman bukan kedelai atau bukan kacangkacangan.
  • Menghindari penanaman tanaman inang diluar musim tanam, seperti kacang panjang, kacang gude dan kacang hijau.
  • Penanaman varietas tahan hama, seperti varietas Kerinci dan Tidar.
  • Penggunaan mulsa jerami untuk mengurangi serangan hama lalat kacang.
  • Pengumpulan dan pemusnahan kelompok telur, ulat dan serangga hama dewasa secara mekanis/fisik. Penggunaan insektisida secara bijaksana, apabila populasi hama telah mencapai ambang kendali. Kalau kemampuan mengamati hama terbatas, aplikasi insektisida dapat berpedoman pada kondisi tanaman dalam periode kritis, yaitu ketika tanaman berumur 5-7 hari untuk lalat kacang, 16-24 hari untuk hama daun, umur 40-50 hari untuk hama daun dan polong, dan umur 60-60 hari untuk hama polong. Hal yang perlu mendapat perhatian dalam penggunaan insektisida adalah ketepatan waktu, takaran, dan cara penyemprotannya.

1. Lalat bibit (Ophiomya phaseoli) PHT hama lalat bibit dilakukan dengan cara pengamatan berkala terhadap populasi lalat bibit pada tanaman kedelai bila ditemukan 1 ekor imago /5 (lima) baris atau 1 ekor / 5 0 rumpun pada umur 6-10 hari. Dilakukan tindakan pengendalian dengan menggunakan insektisida Spontan. Untuk mengurangi serangan hama tersebut, benih diberi perlakuan insektisida Marshal 25ST.

2. Hama Grayak (Spodoptera litura) PHT hama Grayak dilakukan dengan cara pengamatan berkala terhadap populasi grayak. Jika ditemukan serangan 12,5% pada umur kurang dari 20 Hari setelah tanam (HST) pada daun dan kerusakan 20% saat umur lebih dari 20 hari, maka dilakukan pengendalian secara kimia dengan menyemprotkan insektisida Decis 2,5 EC atau insektisida lain yang sejenis, sesuai dengan dosis anjuran. Penyemprotan dilakukan pada pagi atau sore hari. 

3. Hama penggerek polong (Helicoverpa armigera, Etiellasp). 
Pengendalian hama penggerek polong dapat dilakukan dengan cara :
  • Tanam serempak dalam kurun 10 hari
  • Pergiliran tanaman
  • Penyemprotan NPV 180 ulat/500 It/ha
  • Tanaman perangkap jagung umur genjah, sedang dan dalam pada pematang
  • Pelepasan parasitoid Trichodarma
  • Jika sudah mencapai ambang kendali yaitu kerusakan polong 2,5% atau ditemui 2 ekor ulat/rumpun pada umur lebih dari 45 hari, tanaman disemprot insektisida efektif. 


Pengendalian Penyakit Kedelai
Ada beberapa penyakit utama yang dominan pada tanaman kedelai, yaitu hawar batang (Sclerotium rolsii), karat daun (Phakopsora pachyrhizi) dan Virus. Penyakit hawar batang disebabkan oleh jamur Sclertium rolfsii Sacc. Gejala layu mendadak, daun-daun yang terinfeksi mula mula bercak berwarna merah, kemudian mengering. Untuk penyakit hawar batang pengendaliannya dengan melakukan perawatan benih dengan fungisida mankozeb.

Penyakit karat daun penyebabnya adalah jamur Phakopsorapachyrhizi Syd. Gejala serangan terjadi pada daun timbul bercak-bercak berwarna klorotik sampai coklat kemerahan. Penyakit ini dapat dikendalikan dengan fungisida mancozeb. 

Penyakit virus kerdil kedelai, virus mosaik kedelai. Penyebabnya adalah virus SMV (Soybean Mosaic Virus). Gejala serangan penyakit virus SMV. Untuk penyakit yang disebabkan oleh virus dapat dilakukan dengan upaya pencegahan dengan rotasi tanaman, pembakaran tanaman inang, pemberantasan serangga vektor, penggunaan benih sehat dan pembuangan tanaman sakit. 


PANEN DAN PASCA PANEN
Panen > Waktu, caradan alat panen yang digunakan dalam pemanenan dapat mempengaruhi jumlah dan mutu hasil kedelai. Bila, dipanen terlalu awal akan banyak biji muda dan perontokkan biji relatif sulit dilakukan. Sebaliknya, kalau terlambat panen menyebabkan hilangnya biji di lapang. Untuk itu dianjurkan beberapa hal sebagai berikut :
  • Panen dilakukan apabila semua daun tanaman telah rontok, polong berwarna kuning/coklat dan mengering.
  • Panen dimulai sekitar pukul 09.00 pagi. Pada saat ini air embun sudah hilang. Pangkal batang tanaman dipotong menggunakan sabit bergerigi atau sabit tajam.
  • Hindari pemanenan dengan cara mencabut tanaman, agar tanah/kotoran tidak terbawa.
  • Hasil panen dikumpulkan ditempat yang kering dan diberi alas terpal/plastik.

Penanganan pasca panen yang terdiri dan penjemuran brangkasan tanaman, pembijian, pengeringan, pembersihan, dan penyimpanan biji perlu mendapat perhatian yang cukup. Sebab, kegiatan ini mempengaruhi kualitas biji atau benih yang dihasilkan. Kedelai sebagai bahan konsumsi dipetik pada umur 75-100 hari, sedangkan untuk benih umur 100-110hari, agar kemasakan biji betul-betul sempurna dan merata. Penjemuran yang terbaik adalah penjemuran brangkasan kedelai diberi alas terpal.
 

Penyimpanan
Penyimpanan biji kedelai untuk konsumsi:
  • Biji disimpan dalam kantong plastik berukuran 30-40 kg, ketebalan 0,2 mmdan kedap udara.
  • Setelah biji dimasukan ke dalam kantong plastik, bagian atas kantong diikat kuat dengan tali rafia.
  • Kantong-kantong yang telah berisi biji-biji kedelai tersebut, kemudian dimasukan ke dalam karung plastik (seperti karung pupuk), dan bagian atas karung diikat dengan tali rafia. Kemudian disusun rapi ditempat penyimpanan/gudang.

Penyimpanan biji kedelai digunakan untuk benih :
  • Benih sebaiknya disimpan pada kadar air 8-9% dalam wadah kedap udara, antara lain seperti :
  1. kantong plastik dengan ketebalan 0,8 mm, ukuran kantong 10 kg,dan kantong diikat kuat.
  2. Kaleng/kotak kayu kedap udara.
  3. Kantong kertas semen,dan
  4. Kantong aluminium foil.
  • Selanjutnya benih dalam wadah kedap udara tersebut disimpan ditempat/ruangan kering atau berpendingin. Yakni suhu sekitar 18 derajat C dengan kelembaban relative sekitar 60% (ruangber-AC) 

Demikian ulasan singkat tentang sekilas metode budidaya tanaman kedelai. Dimuat berdasarkan keterangan dari submber penelitian yang dimuat pada http://nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/modul/13-Brosur_kedelai1.pdf". Gambar dimuat dari penelusuran google gambar dengan format pencarian "kedelai, tanaman kedelai, budidaya tanaman kedelai". Sekian, semoga dapat menjadi referensi bacaan yang bermanfaat! Terimakasih.