Mengenal Tanaman Ubi Kayu (ketela pohon) Sebagai Salah Satu Sumber Karbohidrat

Tanaman Ubi kayu (Mannihot esculenta Crantz) adalah perdu tahunan tropika dan subtropika dari suku Euphorbiaceae. Ubinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran. Ubi kayu pertama kali dikenal di Amerika Selatan kemudian dikembangkan pada masa prasejarah di Brasil dan Paraguay. Ubi kayu termasuk dalam famili Euphorbiaceae atau suku jarak–jarakan. Ubi kayu banyak mempunyai nama daerah, diantaranya ketela pohon, singkong, ubi jendral, ubi Inggris, bodin, tela kaspe (jawa) dan sebagainya.
 

Ubi kayu (ketela pohon) atau Cassava sudah lama dikenal dan ditanam oleh penduduk di dunia. Hasil penelusuran para pakar botani dan pertanian menunjukkan bahwa tanaman ubi kayu berasal dari kawasan Amerika beriklim tropis. Nikolai Ivanovich Vavilov, seorang ahli botani Soviet, memastikan sentrum (tempat asal) plasma nutfah tanaman ubi kayu adalah Brasil (Amerika Selatan). Penyebaran pertama kali ubi kayu terjadi, antara lain, ke Afrika, Madagaskar, India, Tiongkok, dan beberapa negara yang terkenal daerah pertaniannya. Dalam perkembangan selanjutnya, ubi kayu menyebar ke berbagai negara di dunia yang terletak pada posisi 300 Lintang Utara dan 300 Lintang Selatan. Tanaman ubi kayu masuk ke wilayah Indonesia kurang lebih pada abad ke-18. Tepatnya pada tahun 1852, didatangkan plasma nutfah ubi kayu dari Suriname untuk dikoleksikan di Kebun Raya Bogor. 
 
Di Indonesia, ubi kayu dijadikan makanan pokok nomor tiga setelah padi dan jagung. Penyebaran tanaman ubi kayu meluas ke semua provinsi di Indonesia. Ubi kayu saat ini telah sudah digarap sebagai komoditas agroindustri, seperti produk tepung tapioka, industri fermentasi, dan berbagai industri makanan. Pasar potensial tepung tapioka antara lain Jepang dan Amerika Serikat. Tiap tahun kedua negara tersebut mengimpor ± 1 juta ton produk tepung, terdiri atas 750.000 ton tepung tapioka dan 250.000 ton tepung lainnya. Di samping tepung tapioka, ternyata produk gaplek, chips, dan pelet juga berpeluang untuk diekspor. 
 
Dalam sistematika tanaman, ubi kayu termasuk kedalam kelas Dicotyledoneae dengan Famili Eupherbiaceae yang mempunyai 7.200 spesies, beberapa diantaranya yang mempunyai nilai komersial, seperti karet (Hevea brasiliensis), jarak (Ricinus comunis dan Jatropa curcas), ubi-ubian (Manihot spp), dan tanaman hias (Euphorbia spp). Untuk Genus Manihot, semuanya berasal dari Amerika Selatan, tepatnya Brazil.

Klasifikasi Tanaman Ubi Kayu :
 
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan) 
Divisio : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji) 
Subdivisio : Angiospermae 
Kelas : Dicotyledonae (Biji berkeping dua) 
Ordo : Euphorbiales 
Famili : Euphorbiaceae 
Genus : Manihot 
Species : Manihot esculenta Crantz sin. Manihot utilisima Phohl.   
 
Ubi kayu merupakan salah satu alternatif tanaman pangan yang dapat tumbuh di lahan marginal. Wilayah pengembangan tanaman ubi kayu berada pada 30°C garis Lintang Utara dan Selatan, yakni daerah yang memiliki suhu rata-rata lebih dari 18°C dengan curah hujan diatas 500 mm/tahun. Curah hujan optimum untuk ubi kayu berkisar antara 760-1.015 mm per tahun. Curah hujan terlalu tinggi mengakibatkan terjadinya serangan jamur dan bakteri pada batang, daun, dan ubi apabila drainase kurang baik. Di ketinggian tempat sampai 300 m dpl tanaman ubi kayu dapat menghasilkan umbi dengan baik. Sementara pada di ketinggian 800 m dpl tanaman ubi kayu dapat menghasilkan bunga dan biji. 
 
 
Morfologi Ubi Kayu
Pada umumnya tanaman ini memiliki ciri daun menjari yang tumbuh satu tangkai pada tiap satuan buku yang mulai tumbuh dan membesar pada usia 5-8 HST. Batang tanaman ubi kayu memiliki karakter berkayu, serta akar yang mengalami pembesaran dan penimbunan pati yang biasa disebut dengan umbi. Penyimpanan pada akar telah terjadi ketika tanaman mengalami kelebihan produk fotosintat yang digunakan untuk pertumbuhan batang dan daun, atau pada umumnya sejak 1225 -40 HST di berbagai kultivar, akan tetapi baru dapat terlihat secaralangsung ketika tanaman berusia 2 -4 BST .
 
Daun 
Daun ubi kayu tumbuh di sepanjang batang dengan tangkai yang panjang. Daun ubikayu berwarna kehijauan dan tulang daun yang majemuk menjari dengan anak daun berbentuk elips yang berujung runcing. Warna daun muda hijau kekuningan atau hijau keunguan. Tangkai daun panjang dengan warna hijau, merah, kuning, atau kombinasi dari ketiganya.
 
Batang
Batang tanaman ubi kayu berbentuk bulat diameter 2,5 –4 cm, berkayu beruas–ruas dan panjang. Ketinggiannya dapat mencapai 1 –4 meter. Warna batang bervariasi tergantung dar kulit luar, tetapi batang yang masih muda pada umumnya berwarna hijau dan pada saat tua berubah keputih –putihan, kelabu, hijau kelabu atau coklat kelabu. Empulur batang berwarna putih, lunak, dan strukturnya empuk seperti gabus.
 
Akar
Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dantumbuh menyamping. Akar penyokong memberikantambahan topangan untuk tumbuh tegak dan membantu penyerapan hara. Akar akan membesar dan membentuk umbi. Umbi pada ubi kayu merupakan akar pohon yang membesar dan memanjang, dengan rata–rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis ubi kayu yang ditanam bagian bawah daun tidak berbulu. Umbi pada ubi kayu berasal dari pembesaran sekunder akar adventif. Bagian dalam ubi kayu berwarna putih atau kekuning–kuningan. Umbi pada ubi kayu tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari pendingin. 
 
Bunga
Bunga pada tanama ubikayu muncul pada ketiak percabangan. Bunga betina lebih dulu muncul dan matang. Tanaman ubi kayu bunganya berumah satu (monoecius) dan proses penyerbukannya bersifat silang. Jika selama 24 jam bunga betina tidak dibuahi, bunga akan layu dan gugur.
 
Syarat Tumbuh Ubi kayu
Untuk dapat berproduksi optimal, ubi kayu memerlukan curah hujan 150—200 mm/tahun pada umur 1—3 bulan, 250—300 mm/tahun pada umur 4—7 bulan, dan 100—150 mm/tahun pada fase menjelang dan saat panen. Berdasarkan karakteristik iklim di Indonesia dan kebutuhan air tersebut, ubi kayu dapat dikembangkan di hampir semua kawasan, baik di daerah beriklim basah maupun beriklim kering sepanjang air tersedia sesuai dengan kebutuhan tanaman tiap fase pertumbuhan. Pada umumnya daerah sentra produksi ubi kayu memiliki tipe iklim C, D, dan Eserta jenis lahan yang didominasi oleh tanah masam, kurang subur, dan peka terhadap erosi.
 
Tanah yang paling sesuai untuk ubi kayu adalah tanah yang berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat, dan tidak terlalu poros, serta kaya bahan organik. Tanah dengan struktur remah mempunyai tata udara yang baik, unsur hara lebih mudah tersedia, dan mudah diolah. Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ubi kayu adalah jenis tanah aluvial, latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol, dan andosol. Di Indonesia ubi kayu tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi. Daerah yang paling baik untuk mendapatkan produksi yang optimal adalah daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 10—700 m dpl.
 
 
Pemanfaatan Ubi Kayu
Ubi kayu merupakan salah satu sumber karbohidrat lokal Indonesia yang menduduki urutan ketiga terbesar setelah padi dan jagung. Pada umumnya tanaman ubi kayu dikelola untuk memenuhi kebutuhan pangan sebagian besar masyarakat Indonesia. Akan tetapi banyak sekali manfaat yang dihasilkan oleh tanaman ubi kayu sehingga ubi kayu menjadi salah satu tanaman primadona. Manfaat daun ubi kayu sebagai bahan sayuran memiliki protein cukup tinggi, atau untuk keperluan yang lain seperti bahan obat-obatan. Kayunya bisa digunakan sebagai pagar kebun atau di desa-desa sering digunakan sebaga ikayu bakar untuk memasak. Dengan perkembangan teknologi, ubi kayu dijadikan bahan dasari ndustri makanan dan bahan baku industri pakan. Ampas tapioka banyak dipakai sebagai campuran pakan ternak. Dewasa ini umumnya masyarakat kita mengenal dua jenis tapioka, yaitu tapioka kasar dan halus. Tapioka kasar masih mengandung gumpalan dan butiran ubi kayu yang masih kasar, sedangkan tapioka halus merupakan hasil pengolahan lebih lanjut dan tidak mengandung gumpalan.
 
Seiring dengan perkembangan zaman, fungsi ubi kayu mulai bergeser pada taraf pengolahan yang bernilai ekonomis, yaitu sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. Di Indonesia, ubikayu memiliki arti ekonomi terpenting dibandingkan dengan jenis lainnya. Kandungan pati dalam ubi kayu yang tinggi sekitar 25-30% sangat cocok untuk pembuatan energi alternatif seperti bioetanol. Teknik pengolahan ubi kayu yang sangat sederhana sudah dikenal sejak zaman nenek moyang kita, bahkan untuk pengolahan bioetanol telah terbukti dengan adanya berbagai makanan dan minuman khas seperti tuak, arak, dan berbagai macam olahan yang mengandung alkohol pada minuman tersebut sebagai hasil dari proses fermentasi. Saat ini ubi pada ubi kayu mulai digunakan sebagai bahan baku pembuatan gula dan etanol dengan produktivitas 2.000 –7.000 liter etanol per ha.
 
Demikian pembahasan tentang Mengenal Tanaman Ubi Kayu (ketela pohon) Sebagai Salah Satu Sumber Karbohidrat. Dimuat berdasarkan tulisan ilmiah yang diterbitkan pada :
http://digilib.unila.ac.id/16045/15/15.%20BAB%20II.pdf
http://digilib.unila.ac.id/2670/13/BAB%20II.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/40234/Chapter%20II.pdf?sequence=4
Gambar dimuat berdasarkan hasil penelusuran google gambar dengan kata pencarian "tanaman singkong, tanaman ubi kayu, ketela pohon, karakteristik tanaman ubi kayu, botani singkong". Sekian, semoga bisa menjadi referensi bacaan yang bermanfaat! Terimakasih.