Sekilas Langkah Budidaya Tanaman Cabai Rawit (Capsicum Frutescens)
Cabai merupakan komoditas pertanian yang merakyat seperti halnya bawang merah karena dibutuhkan oleh hampir seluruh lapisan masyarakat sehingga tidak heran bila volume peredarannya di pasaran sangat besar. Walaupun volumenya sangat besar dan dibutuhkan oleh semua kalangan, tetapi sampai sekarang harga cabai tidak pernah mantap (fluktuaktif).
Di beberapa daerah sentra produksi, harga berubah hampir setiap waktu, tergantung jumlah barang dan permintaan. Bila barang tidak ada karena iklim yang tidak mendukung, maka harga cabai akan melonjak tinggi, sebaliknya bila barang sedang membanjir harga bisa turun drastis. Penurunan harga sangat tajam uga terjadi bila cuaca mendung dan kondisi lembab karena mutu cabai menurun dan cabai tidak tahan lama disimpan.
Jenis Cabai Rawit
Cabai rawit sering juga disebut hot chili, cabai kecil atau lombok jempling. Seperti halnya cabai besar, cabai rawit juga ada beberapa macam tetapi umumnya dikelompokkan menjadi tiga jenis. Berikut di antaranya.
Sesuai dengan namanya bentuk buah cabai rawit ini kecil dan pendek, panjangnya hanya 1-2 cm. Buah muda biasanya berwarna hijau dan akan berubah menjadi merah tua kecokelatan bila masak. Walaupun berukuran kecil cabai rawit ini mempunyai rasa yang paling pedas di antara semua cabai rawit.
Cabai rawit putih
Cabai rawit yang bentuk buahnya langsing dan mempunyai ukuran rata-rata 4-6 cm. Buahnya berwarna kuning keputihan-putihan bila masih muda dan berubah menjadi merah kekuningan bila masak. Menurut pedagang, cabai rawit jenis ini paling enak bila digunakan sebagai sambal atau saus.
Cabai rawit hijau
Buah cabai rawit ini besar dan gemuk, dengan panjang sekitar 3-4 cm. Sesuai dengan namanya, waktu muda buahnya berwarna hijau tua dan berubah menjadi merah tua setealah masak. Rasa dari cabai rawit hiajau ini lebih pedas dari cabai rawit putih, tetapi masih kalah pedas dengan cabai rawit kecil.
Syarat Tumbuh Cabai Rawit
Cabai dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 200 m di atas permukaan laut. Tetapi bila udara sangat dingin sampai embun membeku (frost) mungkin tanaman akan mati. Penanaman cabai pada waktu musim kemarau dapat tumbuh dengan baik bila mendapat penyiraman yang cukup. Temperatur yang baik untuk cabai sekitar 20ºC-25ºC. Bila temperatus sampai 35ºC pertumbuhan kurang baik. Sebaliknya temperatur di bawah 10ºC, pertumbuhan juga kurang bagus bahkan dapat mematikan.
Budidaya Cabai Rawit
Cabai rawit dapat ditanam baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi, pada musim kemarau maupun musim penghujan. Tanah yang cocok untuk tanaman ini adalah tanah yang subur dan gembur, cukup mengandung bahan organik, humus dan tersedia saluran pembuangan air yang baik.
1. Pembibitan
Biji cabai rawit harus disemaikan dulu sebelum ditanam. Untuk mempercepat pertumbuhannya, biji cabai sebaiknya direndam dahulu dalam air selama 24 jam sebelum ditanam. Perlu diperhatikan bahwa biji cabai yang baik adalah biji yang betul-betul masak dan kering. Cara menyemai biji cabai bermacam-macam, ada yang menggunakan kotak persemaian, persemaian di lapangan, kantung plastik atau kantung dari daun kelapa, enau, pisang dll.
Tanah yang digunakan untuk persemaian menggunakan tanah yang subur dan bebas dari gangguan hama dan penyakit. Persemaian sebaiknya menggunakan atap dari daun rebu, daun kelapa maupun daunan lainnya agar suasana menjadi lebih lembab dan tanaman tidak terkena sinar matahari langsung. Atap dapat dibuka maupun ditutup menurut keperluan. Kalau pagi sampai jam 10.00 atap dibuka, kemudian sesudah panas lebih dari jam 10.00 atap ditutup kembali. Bila persemaian dibuat dalam kotak kecil dapat dimasukkan kedalam rumah.
2. Pengolahan tanah
Tanah harus dibajak dan di cangkul cukup dalam. maksud pencangkulan tanah adalah untuk membalik tanah dan menggemburkan tanah. Tanah lia walapun sudah di cangkul atau dibajak akan menjadi gembur. Cangkul lebih dalam 30-40 cm dan diberi pupuk organik, misal kompos, pupuk kandang dan dapat ditambahkan pasir. Bila pupuk organiknya terbatas, maka pemberiannya cukup pada jarak 60x60 cm.
Pupuk organik, pasir dan tanah dicampur merata. Tujuan pupuk organik ini membantu menggemburkan tanah dan juga menambah unsur hara. Pupu organik yang diberikan sebaiknya sudah matang atau sudah menjadi tanah. Pupuk yang mentah biasanya masih panas sehingga dapat menyebabkan tanaman menjadi layu dan mati.
3. Pembuatan bedengan
Bedengan dapat dibuat dengan ukuran lebar sekitar 90, 100 atau 125 cm dengan melihat kondisi tanah. Tinggi bedengan sekitar 20-30 cm, tergantung keadaan lahan, kallau lahan sering tergenang air pada waktu musim hujan maka bedengan dipertinggi. Jarak antar bedengan sekitar 40-50 cm atau dapat dipersempit menjadi 30-35 cm.
4. Pupuk dasar
Pada waktu menanam cabai, tanah harus tersedia unsur hara yang cukup, maka bedengan yang telah dipersiapkan dapat diberi pupuk organik berupa pupuk kandang yang sudah matang. Pupuk tersebut dapat disebarkan ke seluruh permukaan bedengan atau hanya ditempat tanaman cabai akan ditanam. Selain itu dapat ditambahkan pula SP 36 100 kg perhektar untuk menambah unsur P sedangkan pupuk lainnya dapat diberikan kemudian.
5. Penanaman
Bibit cabe dapat dipindahkan setelah tumbuh setinggi kira-kira 15 cm di pesemaian. Penanaman dilakukan dengan jarak tanam 60x90 cm. Pada saat pengambilan semai di lapangan atau semai kotak dapat menggunakan solet yang ditusukan dengan cara miring dan diangkat keatas sehingga semai akan terangkat ke atas. Tempat yang akan ditanami semai dibuat lubang sedalam akar tunggang. Setelah ditanam segera disiram dan diberi penutup pelepah pisang atau daun-daunan supaya tidak layu.
Bila semai berasal dari kantung plastik, maka kantong plastik harus disobek lebih dulu pelan-pelan sehingga media tanahnya tidak pecah. Kalau media tanam pecah ada kemungkinan tanaman akan menjadi layu. Bila plastik tidak disobek lebih dulu, di kemudian hari akar akan melingkar tidak dapat berkembang. Setelah bibi cabai ditanam sebaiknya segera disiram air untuk menjaga kelembaban dalam tanah dan kelembaban tanaman.
6. Penyiraman, drainase dan mulsa
Tanaman cabe sebaiknya sering disiram terutama pada saat musim kemarau karena tanahnya cepat kering. Tanaman yang terlalu lama kekeringan maka pertumbuhannya akan kerdil. Untuk menghindari kekeringan dapat menggunakan mulsa dari dedaunan maupun dari jerami padi. Mulsa dari daun, lama kelamaan akan menjadi pupuk organik sehingga menambah kesuburan tanah. Jika menanam cabai pada musim hujan diusahakan jangan sampai tergenang air. Bila tanaman cabai terlalu lama tergenang air, akar-akarnya dapat menjadi busuk, daun mudah rontok dan akhirnya tanaman mati.
7. Penyiangan
Bila di lahan gulma maka harus segera disiangi agar tidak menjadi pesaing bagi tanaman cabai untuk mendapatkan unsur hara. Jika dalam jangka waktu lama gulma tidak segera disiang, tanaman cabai akan menjadi kurus dan kerdil. Namun pencabutan gulma perlu dilakukan hati-hati agar tidak merusak tanaman cabainya. Untuk mengurangi munculnya gulma dapat juga menggunakan herbisida sebelum bibit cabai ditanam.
8. Penggemburan
Tanah yang terlalu padat harus degemburkan dengan cara dicangkul (didangir). Tanah yang gembur peredaran udaranya menjadi lebih baik, sehingga perakaran menjadi lebih sehat. Pada waktu menggemburkan tanah harus hati-hati, jangan terlalu dalam sebab jika terlalu dalam dapat merusak perakaran. Akar yang luka atau putus juga mudah terkena infeksi sehingga tanaman menjadi sakit dan mati.
9. Pemupukan
Tanaman cabai yang telah ditanam sekitar satu minggu dapat segera dipupuk dengan N, K atau campuran urea dan KCL sebanyak 2 gram setiap tanaman. Pupuk SP 36 tidak perlu diberikan lagi karena sudah diberikan sebelum penanaman sebagai pupuk dasar. Pada waktu melakukan pemupukan tidak boleh mengenai batang karena akan merusak batang. Pada waktu tanaman berumur 2-3 minggu dipupuk lagi sebanyak 5 gram per pohon. Penggunaan pupuk daun maupun zat perangsang tumbuhan dapat diberikan sesuai dosis anjuran dalam lebel kemasan.
10. Pengendalian hama dan penyakit
Tanaman cabai banyak diserang hama seperti thrips, kutu daun, lalat buah dan lainnya, serta penyakit seperti antranoksa, layu bakteri, layu fusarium, bercak daun cercospora, busuk buah dan daun keriting.
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman cabai rawit pada prinsipnya mengguanakan Pengendalian Hama Terpadu (PHP), baik pengendalian secara mekanis, biologis maupun kimia.
Panen Cabai Rawit
Tanaman cabai rawit dapat dipanen setelah berumur 2,5-3 bulan sesudah disemai. Panenan berikutnya dapat dilakukan 1-2 minggu tergantung dari kesehatan dan kesuburan tanaman. Untuk tanaman cabai rawit bila dirawat dengan baik dapat mencapai umur 1-2 tahun, apabila selalu diadakan pemangkasan dan pemupukan kembali setelah tanaman dipanen. Pemupukan kembali dapat memberikan pupuk organik seperti kompos maupun pupuk kandang yang sudah menjadi tanah.
Demikian pembahasan singkat tentang sekilas Langkah-langkah budidaya tanaman cabai rawit (Capsicum Frutescens). Dimuat berdasarkan sumber dari brosur bacaan dengan judul "budidaya cabai rawit (Capsicum Frutescens)". Gambar dimuat dari hasil penelusuran google gambar dengan kata pencarian "tanaman cabai rawit, cara budidaya cabai rawit, jenis cabai rawit". Sekian, semoga dapat menjadi referensi bacaan yang bermanfaat! Terimakasih.
Bedengan dapat dibuat dengan ukuran lebar sekitar 90, 100 atau 125 cm dengan melihat kondisi tanah. Tinggi bedengan sekitar 20-30 cm, tergantung keadaan lahan, kallau lahan sering tergenang air pada waktu musim hujan maka bedengan dipertinggi. Jarak antar bedengan sekitar 40-50 cm atau dapat dipersempit menjadi 30-35 cm.
4. Pupuk dasar
Pada waktu menanam cabai, tanah harus tersedia unsur hara yang cukup, maka bedengan yang telah dipersiapkan dapat diberi pupuk organik berupa pupuk kandang yang sudah matang. Pupuk tersebut dapat disebarkan ke seluruh permukaan bedengan atau hanya ditempat tanaman cabai akan ditanam. Selain itu dapat ditambahkan pula SP 36 100 kg perhektar untuk menambah unsur P sedangkan pupuk lainnya dapat diberikan kemudian.
5. Penanaman
Bibit cabe dapat dipindahkan setelah tumbuh setinggi kira-kira 15 cm di pesemaian. Penanaman dilakukan dengan jarak tanam 60x90 cm. Pada saat pengambilan semai di lapangan atau semai kotak dapat menggunakan solet yang ditusukan dengan cara miring dan diangkat keatas sehingga semai akan terangkat ke atas. Tempat yang akan ditanami semai dibuat lubang sedalam akar tunggang. Setelah ditanam segera disiram dan diberi penutup pelepah pisang atau daun-daunan supaya tidak layu.
Bila semai berasal dari kantung plastik, maka kantong plastik harus disobek lebih dulu pelan-pelan sehingga media tanahnya tidak pecah. Kalau media tanam pecah ada kemungkinan tanaman akan menjadi layu. Bila plastik tidak disobek lebih dulu, di kemudian hari akar akan melingkar tidak dapat berkembang. Setelah bibi cabai ditanam sebaiknya segera disiram air untuk menjaga kelembaban dalam tanah dan kelembaban tanaman.
Baca Juga
- Budidaya Tanaman Jagung Dengan Sistem Legowo (Jarwo)
- Sekilas Budidaya Tanaman Padi Dengan Sistem Jajar Legowo (Jarwo)
- Langkah Budidaya Tanaman Kencur (Kaempferia galanga L)
- Budidaya Tanaman Padi Organik SRI (System of Rice Intensification)
- Sekilas Mengenal Ciri dan Karakteristik Morfologi Tanaman Cabai
- Budidaya Tanaman Buah Markisa - Sekilas Panduan Untuk Memulai
Tanaman cabe sebaiknya sering disiram terutama pada saat musim kemarau karena tanahnya cepat kering. Tanaman yang terlalu lama kekeringan maka pertumbuhannya akan kerdil. Untuk menghindari kekeringan dapat menggunakan mulsa dari dedaunan maupun dari jerami padi. Mulsa dari daun, lama kelamaan akan menjadi pupuk organik sehingga menambah kesuburan tanah. Jika menanam cabai pada musim hujan diusahakan jangan sampai tergenang air. Bila tanaman cabai terlalu lama tergenang air, akar-akarnya dapat menjadi busuk, daun mudah rontok dan akhirnya tanaman mati.
7. Penyiangan
Bila di lahan gulma maka harus segera disiangi agar tidak menjadi pesaing bagi tanaman cabai untuk mendapatkan unsur hara. Jika dalam jangka waktu lama gulma tidak segera disiang, tanaman cabai akan menjadi kurus dan kerdil. Namun pencabutan gulma perlu dilakukan hati-hati agar tidak merusak tanaman cabainya. Untuk mengurangi munculnya gulma dapat juga menggunakan herbisida sebelum bibit cabai ditanam.
8. Penggemburan
Tanah yang terlalu padat harus degemburkan dengan cara dicangkul (didangir). Tanah yang gembur peredaran udaranya menjadi lebih baik, sehingga perakaran menjadi lebih sehat. Pada waktu menggemburkan tanah harus hati-hati, jangan terlalu dalam sebab jika terlalu dalam dapat merusak perakaran. Akar yang luka atau putus juga mudah terkena infeksi sehingga tanaman menjadi sakit dan mati.
9. Pemupukan
Tanaman cabai yang telah ditanam sekitar satu minggu dapat segera dipupuk dengan N, K atau campuran urea dan KCL sebanyak 2 gram setiap tanaman. Pupuk SP 36 tidak perlu diberikan lagi karena sudah diberikan sebelum penanaman sebagai pupuk dasar. Pada waktu melakukan pemupukan tidak boleh mengenai batang karena akan merusak batang. Pada waktu tanaman berumur 2-3 minggu dipupuk lagi sebanyak 5 gram per pohon. Penggunaan pupuk daun maupun zat perangsang tumbuhan dapat diberikan sesuai dosis anjuran dalam lebel kemasan.
10. Pengendalian hama dan penyakit
Tanaman cabai banyak diserang hama seperti thrips, kutu daun, lalat buah dan lainnya, serta penyakit seperti antranoksa, layu bakteri, layu fusarium, bercak daun cercospora, busuk buah dan daun keriting.
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman cabai rawit pada prinsipnya mengguanakan Pengendalian Hama Terpadu (PHP), baik pengendalian secara mekanis, biologis maupun kimia.
Panen Cabai Rawit
Tanaman cabai rawit dapat dipanen setelah berumur 2,5-3 bulan sesudah disemai. Panenan berikutnya dapat dilakukan 1-2 minggu tergantung dari kesehatan dan kesuburan tanaman. Untuk tanaman cabai rawit bila dirawat dengan baik dapat mencapai umur 1-2 tahun, apabila selalu diadakan pemangkasan dan pemupukan kembali setelah tanaman dipanen. Pemupukan kembali dapat memberikan pupuk organik seperti kompos maupun pupuk kandang yang sudah menjadi tanah.
