Tanaman Bambu (Bambu sp.) Tumbuhan Batang Berumpun Golongan Rerumputan Raksasa

Tanaman Bambu (Bambu sp.)

Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga Giant Grass (rumput raksasa), berumpun dan terdiri dari sejumlah batang yang disebut juga dengan buluh yang tumbuh secara bertahap, dari mulai rebung, batang muda dan sudah dewasa pada umur 3-4 tahun. Batang bambu berbentuk silindris, berbuku-buku, beruas-ruas berongga, berdinding keras, pada setiap buku terdapat mata tunas atau cabang.
 
 
Dalam kondisi normal, pertumbuhan bambu lurus ke atas dan ujung batang melengkung karena menopang berat daun. Tinggi tanaman bambu berkisar antara 0,3-30 m. Dengan diameter batang 0,25-25 cm dan ketebalan dindingnya mencapai 25 mm. Batang bambu berbentuk silinder, terdiri dari banyak ruas/buku-buku dan berongga pada setiap ruasnya. 
 
Indonesia diperkirakan memiliki 157 jenis bambu yang merupakan lebih dari 10% jenis bambu di dunia. Jenis bambu di dunia diperkirakan terdiri atas 1.250-1.350 jenis. Di antara jenis bambu yang tumbuh di Indonesia, 50% di antaranya merupakan bambu endemik dan lebih dari 50% merupakan jenis bambu yang telah dimanfaatkan oleh penduduk. 
 
Karakteristik pertumbuhan tanaman bambu dan klasifikasi bambu. 
 
Tanaman bambu yang sering kita kenal umumnya berbentuk rumpun. Padahal dapat pula bambu tumbuh sebagai batang soliter atau perdu. Tanaman bambu yang tumbuh subur di Indonesia merupakan tanaman bambu yang simpodial, yaitu batang-batangnya cenderung mengumpul didalam rumpun karena percabangan rhizomnya di dalam tanah cenderung mengumpul. 
 
Batang bambu yang lebih tua berada ditengah rumpun, sehingga kurang menguntungkan dalam proses penebangannya. Arah pertumbuhan biasanya tegak, kadang-kadang memanjat dan batangnya mengayu. Jika sudah tinggi, batang bambu ujungnya agak menjuntai dan daun-daunya seakan melambai. Tanaman ini dapat mencapai umur panjang dan biasanya mati tanpa berbunga. 
 
Tanaman bambu mempunyai sistem perakaran serabut dengan akar rimpang yang sangat kuat. Karakteristik perakaran bambu memungkinkan tanaman ini menjaga sistem hidrologis sebagai pengikat tanah danair, sehingga dapat digunakan sebagai tanaman konservasi. Selain itu bambu juga merupakan penghasil oksigen paling besar dibanding pohon lainnya.
 
Bambu juga memiliki daya serap karbon yang cukup tinggi untuk mengatasi persoalan CO2 di udara, selain juga merupakan tanaman yang cukup baik untuk memperbaiki lahan kritis. Tanaman bambu memiliki akar rimpang yang sangat kuat. Struktur akar ini menjadikan bambu dapat mengikat tanah dan air dengan baik. Dibandingkan dengan pepohonan yang hanya menyerap air hujan 35-40% air hujan, bambu dapat menyerap air hujan hingga 90%. Oleh karena itu besar kemungkinan untuk bambu dapat tumbuh dengan subur. Selain itu, juga dapat mengatasi erosi dan tanah longsor. 
 
 
Salah satu jenis bambu yang sudah banyak dikenal dan sering dimanfaatkan oleh masyarakat adalah bambu tali atau bambu apus. Bambu ini termasuk dalam genus Gigantochloa, Berikut ini urutan klasifikasi Tanaman Bambu.  
 
Devisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotiledonae
Ordo : Graminales
Famili : Gramineae
Subfamili : Bambusoideae
Genus : Gigantochloa.
Spesies : Bambu sp. 
 
Ciri ciri umum morfologi tanaman bambu. 
 
Tanaman bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun, yaitu simpodial (clump type) dan monopodial (running type). Pada tipe simpodial tunas baru keluar dari ujung rimpang. Sistem percabangan rhizomnya di dalam tanah cenderung mengumpul dan tumbuh membentuk rumpun. Bambu tipe simpodial tersebar di daerah tropik, seperti yang terdapat di Indonesia dan Malaysia. 
 
Pada bambu tipe monopodial tunas bambu keluar dari buku-buku rimpang dan tidak membentuk rumpun. Batang dalam satu rumpun menyebar sehingga tampak seperti tegakan pohon yang terpisah-pisah. Jenis bambu ini biasanya ditemukan di daerah subtropis seperti di Jepang, Cina dan Korea. 
 
Berikut adalah ciri morfologis tanaman bambu yang di tinjau mulai dari Akar, batang, rebung, pelepah buluh, helai daun dan pelapah daun. 
  • Akar Rimpang  
Akar rimpangnya yang terdapat dibawah tanah membentuk sistem percabangan, dimana dari ciri percabangan tersebut nantinya akan dapat membedakan asal dari kelopok bambu tersebut. Bagian pangkal akar ripangnya lebih sempit dari pada bagian ujungnya dan setiap ruas mempunyai kuncup dan akar. Kuncup pada akar rimpang ini akan berkembang menjadi rebung yang kemudian memanjat dan akhirnya menghasilkan buluh. 
  • Batang  
Batang-batang bambu muncul dari akar-akar rimpang yang menjalar dibawah lantai. Batang-batang yang sudah tua keras dan umumnya berongga, berbetuk silinder memanjang dan terbagi dalam ruas-ruas. Tinggi tanaman bambu sekitar 0,3 m sampai 30 m. Diameter batangnya 0,25-25 cm dan ketebalan dindingnya sampai 25 mm. Pada bagian tanaman terdapat organ-organ daun yang menyelimuti batang yang disebut dengan pelepah batang. Biasanya pada batang yang sudah tua pelepah batangnya mudah gugur. Pada ujung pelepah batang terdapat perpanjangan tambahan yang berbetuk segi tiga dan disebut subang yang biasanya gugur lebih dulu. 
  • Rebung  
Tunas atau batang-batang bambu muda yang baru muncul dari permukaan dasar rumpun dan rhizome disebut rebung. Rebung tumbuh dari kuncup akar rimpang didalam tanah atau dari pangkal buluh yang tua. Rebung dapat dibedakan untuk membedakan jenis dari bambu karena menunjukkan ciri khas warna pada ujungnya dan bulu-bulu yang terdapat pada pepepahnya. Bulu pelepah rebung umumnya hitam, tetapi ada pula yang coklat atau putih misalnya bambu cangkreh (Dinochloa scandens), sementara itu pada bambu betung (Dendrocalamus asper) rebungnya tertutup oleh bulu coklat. 
  • Pelepah Buluh
Pelepah buluh merupakan hasil modifikasi daun yang menempel pada setiap ruas, yang terdiri atas daun pelepah buluh, kuping pelepah buluh dan ligulanya terdapat antara sambungan antara pelepah daun daun pelepah buluh. Pelepah buluh sangat penting fungsinya yaitu buluh ketika masih muda. Ketika buluh tumbuh dewasa dan tinggi, pada beberapa jenis bambu pelepahnya luruh, tetapi pada jenis lain ada pula yang pelepahnya tetap menempel pada buluh tersebut, seperti pada jenis bambu talang.
  • Helai Daun dan Pelepah Daun  
Helai daun bambu mempunyai tipe pertulangan yang sejajar seperti rumput, dan setiap daun mempunyai tulang daun utama yang menonjol. Daunnya biasanya lebar, tetapi ada juga yang kecil dan sempit seperti pada bambu cendani (Bambusa multiplex) dan bambu siam (Thyrsostachys siamensis)
 
Helai daun dihubungkan dengan pelepah oleh tangkai daun yang mungkin panjang atau pendek. Pelepah dilengkapi dengan kuping pelepah daun dan juga ligula. Kuping pelepah daun umumnya besar tetapi ada juga yang kecil atau tidak tampak. Pada beberapa jenis bambu, kuping pelepah daunnya mempunyai bulu kejur panjang, tetapi ada juga yang gundul.
 
 
Persyaratan tempat tumbuh tanaman bambu.
 
Pertumbuhan setiap tanaman bambu pada umumnya tidak terlepas dari pengaruh kondisi lingkungan, yaitu jenis iklim dan jenis tanah. Lingkungan yang sesuai dengan tanaman bambu adalah yang bersuhu sekitar 8,8-36 ⁰C. Bambu dapat tumbuh pada tanah yang bersifat masam (pH 3,5), tetapi umumnya tumbuh dengan baik pada tanah dengan pH 5,0-6,5. Pada tanah yang subur tanaman bambu akan tumbuh dengan baik karena hara mineral yang dibutuhkan terpenuhi.  
Tempat tumbuh yang disukai bambu adalah lahan yang terbuka dan mendapatkan sinar matahari yang cukup. Bambu lebih toleran terhadap iklim. Bambu di Indonesia dapat tumbuh pada iklim tipe A, B, C, D, dan E. Walaupun demikian, semakin basah tipe iklimnya pertumbuhan bambu semakin baik, sebab bambu membutuhkan banyak air. Curah hujan yang baik untuk pertumbuhan bambu adalah minimal 1.20 mm/tahun.  
 
Bambu betung tumbuh subur di banyak tempat di pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi hingga kepulauan Nusa Tenggara. Bambu ini tumbuh paling baik didaerah lembab dan basah, namun bisa juga tumbuh di daerah yang kering.  
 
Tanaman bambu merupakan penghasil hasil hutan nir kayu yang dapat digunakan sebagai sumber bahan baku industri. Secara tradisional, pada umumnya bambu dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti alat-alat rumah tangga, kerajinan tangan, dan bahan makanan. 
 
Demikian ulasan tentang tanaman bambu (Bambu sp) tumbuhan batang berumpun golongan rerumputan raksasa. Dimuat berdasarkan referensi sumber dari :
  • http://eprints.umm.ac.id/35868/3/jiptummpp-gdl-auliaputra-48463-3-babii.pdf
  • http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/25039/Chapter%20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y
  • http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/5198/BAB%20II.pdf?sequence=6&isAllowed=y
  • http://digilib.unila.ac.id/16360/13/BAB%20II.pdf 
Gambar dimuat berdasarkan hasil penelusuran google dengan pencarian kata "Tanaman bambu, jenis karakteristik tanaman bambu, klasifikasi dan morfologi tanaman bambu, sifat tempat tumbuh tanaman bambu, jenis bambu di indonesia". Sekian, semoga dapat menjadi referensi bacaan yang bermanfaat. Terimakasih.


Post Search:
Manfaat bambu sebagai bahan konstruksi
Jenis bambu untuk taman
Budidaya bambu dalam pot
Kebun bambu di halaman rumah
Penggunaan bambu sebagai bahan furnitur
Bambu sebagai bahan konstruksi ramah lingkungan
Kecantikan dan kegunaan bambu dalam desain eksterior
Produk kreatif dari bambu
Jenis bambu untuk pagar
Kualitas bambu untuk konstruksi rumah
Bambu sebagai bahan ramah lingkungan
Desain taman dengan tanaman bambu
Peran bambu dalam pelestarian lingkungan
Penggunaan bambu sebagai bahan seni
Varietas bambu untuk kebutuhan dekorasi
Potensi bisnis bambu
Inovasi produk dari bambu
Pemeliharaan bambu di taman
Teknik budidaya bambu yang optimal
Manfaat bambu dalam industri tekstil
Keindahan seni rupa dari bambu
Bambu sebagai bahan ramah lingkungan untuk perabotan
Konservasi bambu dalam pembangunan berkelanjutan
Produk industri dari bambu
Pilihan varietas bambu untuk keperluan konstruksi
Inovasi teknologi dari bambu
Potensi penggunaan bambu dalam industri kreatif
Manfaat bambu dalam arsitektur hijau
Produk kebersihan dari bambu
Proses pengolahan bambu untuk konstruksi